Selasa, 08 November 2011

bunga kasturi

Mengenal Bunga Kasturi

Mengenal Bunga Kasturi. Tapeinochilos ananassae.
Bunga potong asli Indonesia.

Tapeinochilos ananassae K.schum atau bunga kasturi, di pasaran dunia dikenal dengan nama Indonesia Wax Ginger merupakan salah satu spesies dari famili Costaceae. dari famili in Coctus merupakan genus terbesar yang mempunyai lebih dari 100 spesies dan tersebar di seluruh dunia. genus yang lain yaitu Dimecorotus hanya mempunyai dua spesies, genus Monocostus yang endemik di Peru dan genus Tapeinochilos yang mempunyai lebih kurang 20 spesies tersebar di New Guinea dan pulau-pulau sekitarnya.
T.ananassae K.Schum merupakan spesies asli Indonesia yang berasal dari Sulawesi. ada dua kultivar yang dijumpai saat ini yaitu kultivar yang mempunyai warna braktea merah darah dan kulltivar yang mempunyai warna merah oranye.

DESKRIPSI TANAMAN

Tanaman ini termasuk herba perenial yang mempunyai rimpang tidak aromatik. tinggi tanaman bisa mencapai 2-4 m. Rimpang biasanaya berdaging. Daun tersusun spiral, dengan lamina tunggal, berbentuk lonjong dengan permukaan daun licin. Cabang udara sekunder muncul dari ketiak daun dan selanjutnya akan muncul pula cabang udara tersier dari cabang sekunder dan akan berakhir denagn cabang udara kwarter yang muncul dari cabang tersier. daun terkonsentrasi pada batang bagian atas. rangkaian bunga bernebtuk seperti 'cone', terletak terminal pada tunas atau terpisah dari batang berasal dari rhizoma. Braktea mempunyai lapisan lilin dan kaku, berbentuk seperti nenas, berukuran besar dan berwarna merah darah atau merah oranye, bunga berwarna kuning terang muncul dari basal braktea, terdiri dari calyc dan corolla, satu stamen denga filament yang lebar, anther dilengkapi dengan anther crest. panjang bibir atau labelum sama atau lebih panjang dari corolla.


BUNGA POTONG
apa yang dimanfaatkan sebagai bunga potong pada tanaman ini sebenarnya adalah braktea. Braktea ini tidak kenal musim dan muncul sepangjang tahun, berukuran panjang tangkai yang sangat bervariasi, kurang dari 20 cm sampai lebih dari 1,5 cm. diameter tangkai bunga berkisar 1,5 cm, kokoh dan kuat. rangkaina bunga yang terdiri dari susunan braktea berawal dari kincup berukuran diameter berkisar 2,5 cm dengan panjang kira-kira 4 cm berwarna kemerahan. adanya warna merah pada tunas generatif inilah yang dapat dibedakan dengan tunas vegetatif yang muncul dalam waktu bersamaan sepanjang musim. kuncup ini terus berkembang dengan ukuran diameter makin membesar. bunga biologi akan muncul di setiap braktea, dalam satu rangkaian baraktea yang berjumlah sampai 189 helai. bila rangkaian braktea ini dibiarkan terus berkembang akan mencapai panjang 22,5 cm dan berbentuk seperti nenas dan akan berakhir dengan habisnya bunga pada ujung braktea dan ini berlangsung sekitar 8 bulan. setelah bunga habis maka braktea menua dan membusuk.
sepanjang umur perkembangan braktea ini, braktea dapat dimanfaatkan sebagai bunga potong yang mempunyai ukuran yang bervariasi dari diameter maupun panjang braktea.




BUDIDAYA
Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan tingkat naungan minimal 25% terutama pada awal tanaman. kelembaban disekitar pertanaman harus terjaga dengan menaruh mulsa jerami di sekitar pertanaman dan dihindarkan dari kekeringan. mulsa ini juga berfungsi sebagai penambah bahan organik dan sebaiknya selalu ditambahkan apabila mulsa sudah membusuk dan menjadi tanah. selain itu juga menghindari cipratan tanah sehingga braktea yang dimanfaatkan sebagai bunga potong tadi tidak kotor terutama unuk braktea yang berukuran tangkai pendek.
tanaman ini perlu pemupukan yang intensif agar dapat berproduksi optimal. dengan menjaga nilai EC tanah sekutar 1 maka tanaman akan berbunga sepanjang tahun tanpa ada kekosongan produksi.
penyakit yang dijumpai adalah Xanthomonas sp yang menyebabkan kerusakan daun, dan hama pengganggu adalah belalang karena memakan pucuk daun dan batang-bantang muda dan menyebabkan daun berlubang-lubang juga menimbulkan gerekan yang berupa garis-garis padabagian bawah braktea. hama ulat memakan daun sehingga daun berlubang, hama lain yaitu siput menyebabkan kotornya braktea kerena lendir dan kotoran yang ditinggalkan di sela-sela braktea.


Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara pemisahan rumpun, cabang udara sekunder, tersier maupun kuarter dan juga stek batang.
Dari penanaman awal berupa rumpun tanaman berjumlah 3 batang dengan memberikan kondisi faktor lingkungan optimal maka tanaman mulai berbunga pada umur 9 bulan setelah tanam.
Ketahanan bunga potong ini cukup baik yaitu mencapai ketahanan segar 10 hari dan kerusakan awal yang terlihat yaitu ujung braktea mulai mengering dan berlanjut mengeringnya seluruh braktea. bunga potong ini tergolong tidak responsif terhadap bahan pengawet.


www.kebonkembang.com/.../mengenal-bunga-kasturi-tapeinochilos-...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar